74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Desa Pegundungan Sebagai Laboratorium Riset Politeknik Banjarnegara

Direktur Polibara dan Direktur Polilaman Menandatangani MoU Kerjasama (FOTO : Polibara)

MEMOTONEWS - Pegundungan menjadi salah satu desa di Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara yang sudah sangat populer di kancah nasional. 

Di bawah pimpinan Kepala Desa perempuan, Ibu Murti, Pegundungan mampu mengangkat ekonomi masyarakat dengan Kopi Senggani yang telah menjuarai berbagai kontes kopi di tingkat nasional.

Hari ini (14/1/2022) dua Politeknik yakni Politeknik Banjarnegara (Polibara) dan Politeknik Lamandau (Polilaman) Kalimantan Tengah menandatangani nota kesepakatan kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Desa Pegundungan di rumah Kepala Desa. 

Kerjasama akan difokuskan pada usaha-usaha bersama peningkatan mutu sumber daya manusia di desa Pegundungan melalui kegiatan ilmiah untuk menjamin keberlangsungan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di desa tersebut.

Dr Tuswadi, Direktur Polibara yang sekaligus ilmuwan pada Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) mengakui begitu banyak hal dan potensi (riset) yang bisa dilakukan oleh kedua institusi yang muaranya untuk membangkitkan evidence-based policy (kebijakan pembangunan berbasis bukti) di level pemerintah dan masyarakat desa.

“Polibara bermitra dengan Polilaman akan menjadikan desa Pegundungan sebagai Laboratorium Riset di berbagai bidang termasuk Perkebunan, Peternakan, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, bahkan Kebencanaan," katanya.

Landscape desa Pegundungan, kata Dr Tuswadi sangat unik berupa lereng-lereng curam namun masyarakat tetap gigih menanaminya dengan tanaman produktif seperti sayur mayur. 

"Belum lagi potensi Bio Gas yang kemarin baru disentuh Gubernur Jawa Tengah; ini benar-benar akan menjadi ladang penelitian bagi para dosen kami,” jelas Dr Tuswadi didampingi Direktur Polilaman, Adityawan Nugroho, Kepala Desa, dan Sekretaris Desa Pegundungan. 

Lebih lanjut, Dr Tuswadi menekankan bahwa pelan tetapi pasti desa Pegundungan akan dibawa menjadi desa yang dekat dan erat dengan ilmu pengetahuan (science)—dimana setiap kebijakan pemerintah desa dalam membangun akan berlandaskan bukti-bukti riil di lapangan sesuai hasil riset dari para dosen di kedua institusi.

Polibara dan Polilaman Sepakat Menjadikan Pegundungan Sebagai Laboratorium Riset. (FOTO : Polibara)

“Jadi setiap kami melakukan penelitian—termasuk untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di Desa Pegundungan, hasilnya akan kami sampaikan kepada pihak pemerintah desa dan itu semua akan dijadikan landasan untuk melangkah sehingga pembangunan benar-benar akan on the right track; ilmiah, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,” lanjut Dr Tuswadi.

Saat ini memang Pegundungan viral dengan Kopi Arabica Senggani, Kacang termahal di dunia, Macadamia, dan Bio Gas Energy. Rencananya Polilaman akan mulai menerjunkan mahasiswa KKN ke Desa Pegundungan mulai tahun akademik 2022/2023 didampingin dosen terkait khususnya untuk Perkebunan dan Peternakan.

“Kami optimis KKN Polilaman akan banyak membawa manfaat baik bagi desa, mahasiswa, dan dosen kami. Anak-anak (asli) Kalimatan bisa mempelajari budaya Jawa juga,” terang Adtiya Nugroho, Direktur Politeknik Lamandau. 

Politeknik Banjarnegara akan mengawal perkembangan Kacang Macadamia yang ribuan jumlahnya telah diberikan kepada Desa Pegundungan.

Pengawan dilakukan sampai benar-benar berbuah, yang merupakan hasil hibah dari Persemaian Banjarnegara di Politeknik Banjarnegara hasil kerjasama dengan BPDAS HL Serayu Opak Progo. Macadamia dijadikan tanaman penaung Kopi dan sayuran. 

“Dosen-dosen Agroindustri yang concern di bidang pemupukan organik, hama tanaman, dan juga pencegahan bencana (disaster prevention) akan dimobilisasi untuk melakukan penelitian di desa Pegundungan. Aspek sanitasi juga menjadi perhatian tersendiri bagi dosen Kesehatan Lingkungan,” jelas Dr Tuswadi. (M Hamidi)