74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Guru SMP Negeri 1 Wanadadi Berbahasa Inggris Selama Mengajar

(Drs Drajat Nurangkoso MSi, Kepala SMP N 1 Wanadadi)

MEMOTONEWS - Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa instruksi selama proses pembelajaran semua mata pelajaran menarik perhatian SMP Negeri 1 Wanadadi di kabupaten Banjarnegara di Provinsi Jawa Tengah. 

Drs Drajat Nurangkoso MSi, Kepala SMP N 1 Wanadadi menyampaikan  mulai tahun pelajaran 2022/2023 semua guru di sekolahnya akan dibawa pada “English Atmosphere” karena selama mengajar mereka akan menggunakan ungkapan-ungkapan berbahasa Inggris sebagai alat perintah kepada peserta didik.

“Untuk proses menjelaskan materi dalam bahasa Inggris tentu belum saatnya; karena para guru juga belum tentu menguasai bahasa Inggris sebagai means of whole instruction; tetapi untuk menginisiasi ke arah pembelajaran bilingual bolehlah guru menggunakan kalimat-kalimat perintah atau instruksi kepada peserta didik dalam bahasa Inggris. Kita tingkatkan dari tahun ke tahun kapasitas guru,” jelas Drajat.

Ide ini lantas diapresiasi oleh ahli pendidikan Banjarnegara yang sekaligus ilmuwan akademi ilmuwan muda Indonesia (ALMI), Dr Tuswadi. Dia melakukan survey kepada 29 guru di SMP N 1 Wanadadi dan hasil survey menunjukkan kemungkinan besar para guru siap untuk hal tersebut.

“Saya ingin setiap kebijakan termasuk di sekolah itu berbasis riset (evidence based); agar semuanya ilmiah dan hasilnya bisa dipertanggung jawabkan secara akademis maupun secara moral. Saya sudah melakukan survey melalui kuesioner kepada para guru untuk mengawali kebijakan sekolah dalam penggunaan “English” sebagai piranti perintah dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran dan hasilnya cukup menjanjikan,” jelas Dr Tuswadi.

Dinelaskan Dr Tuswadi, sebanyak 16 guru berpendapat bahwa bahasa Inggris sulit sementara 13 guru menyatakan bahasa Inggris agak mudah. 21 guru menyatakan suka bahasa Inggris dan hanya 8 guru yang menyatakan kurang atau agak suka. 28 guru mengatakan setuju penggunaan instruksi berbahasa Inggris selama proses pembelajaran semua mata pelajaran dimana 17 guru mengatakan hal tersebut penting dan 14 guru menganggapnya mudah untuk dipraktikkan.

Untuk bisa melaksanakan instruksi berbahasa Inggris dalam proses pembelajaran, 26 guru menyatakan bahwa pelatihan itu penting dengan tarjet minimal dilaksanakan 3-5 kali (12 guru). Melalui survey ditemukan juga data bahwa 12 guru memiliki motivasi yang tinggi untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai alat instruksi selama pembelajaran dan 16 guru mempunyai motivasi yang sedang. 

(Dr Tuswadi Berikan Paparan Proses Pembelajaran Bilingual di SMP N 1 Wanadadi)

Dr Tuswadi menyarankan agar para guru selain di sekolah, di rumah mereka dapat berlatih menyuruh dalam bahasa Inggris anak-anak melakukan sesuatu. 

Menurutnya, ini merupakan kebiasaan yang bagus karena akan meningkatkan kepercayaan diri para guru dan memperkuat kefasihan selain turut memotivasi anak-anak di rumah untuk menyukai bahasa Inggris. 

Dengan penguasaan kosa kata di bawah 500 (23 guru), amat direkomendasikan bagi para guru untuk mulai menyukai bacaan dan atau lagu-lagu berbahasa Inggris.  

Menindaklanjuti hasil riset tersebut, SMP N 1 Wanadadi lantas mengundang Dr Tuswadi untuk mengisi In House Training (IHT) bagi semua guru seputar Tips Praktis Penggunaan Bahasa Inggris di Kelas Bilingual. 

Selama 4 jam para guru dilatih mengucapkan kalimat-kalimat instruksi keseharian dalam bahasa Inggris yang banyak digunakan di kelas lintas mata pelajaran baik selama membuka, mengatur kelas, dan menutup pembelajaran. 

“Motivasi dan bahan yang begitu runtut dari Dr Tuswadi sangat membantu kami untuk memulai pembelajaran bilingual, insaa Allah kami akan makin percaya diri untuk memakai bahasa Inggris di kelas ketika meminta peserta didik melakukan sesuatu,” kata Heni Purwati, SE, guru IPS SMP N 1 Wanadadi usai mengikuti IHT. (M Hamidi)