MEMOTONEWS - Kabupaten Banjarnegara di Provinsi Jawa Tengah memiliki Visi Banjarnegara Maju Berbasis Pertanian di tahun 2023-2026.
Kemarin (2/2) bertempat di Aula Baperlitbang Banjarnegara, digelar Forum Konsultasi Publik membahas rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2023 dihadiri oleh sejumlah stakeholder agar Pemerintah Kabupaten dapat menyerap aspirasi, ide, dan gagasan dari masyarakat untuk keberhasilan Visi tersebut.
Forum Konsultasi Publik RKPD Banjarnegara 2023 dipimpin Plt Kepala Baperlitbang, Yusuf Agung.
Dr Tuswadi, Direktur Politeknik Banjarnegara, anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) merespon bahwa Visi Banjarnegara Maju Berbasis Pertanian sebijaknya dipahamkan kepada seluruh OPD (organisasi perangkat daerah) secara komprehensif sehingga tidak akan menjadi jargon semata karena Misi dan Visi Pemkab 2023-2026 hanya akan berhasil saat ditopang oleh seluruh elemen.
Menurutnya, Dinas Pertanian menjadi ujung tombak pelaksana harus didukung oleh seluruh OPD sehingga setiap OPD mampu berperan sesuai kapasitas untuk mewujudkan Banjarnegara Maju Berbasis Pertanian.
Dipandang perlu Dinas Pertanian diberi fasilitas khusus untuk menjadi ujung tombak dan harus segera memetakan di awal sumber daya yang dimiliki termasuk SDM (sumber daya manusia) berikut usaha-usaha peningkatan mutu misal melalui penyetaraan pendidikan setingkat Diploma bagi para penyuluh pertanian yang masih SLTA, Kegiatan pemberdayaan petani berbasis teknologi ramah lingkungan dari pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pemanenan dan paska panen dimana Pemda sebijaknya misalnya memiliki kebijakan proteksi harga hasil pertanian sehingga petani sejahtera, Wilayah produsen hasil pertanian harus benar-benar diurus dengan baik oleh pemerintah dan pelaksanaannya tidak boleh sporadis melainkan terstruktur dan sistematis.
Penjaminan wilayah pertanian/perkebunan tidak berubah (land change) menjadi pemukiman/pembukaan industri/pariwisata serta Insentif bagi para petani misalnya melalui pupuk murah, bantuan alat-alat pertanian modern berikut pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan juga semestinya diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten.
Peran Strategis Politeknik
Ketersediaan sumber daya manusia untuk menopang keterwujudan Visi Banjarnegara Berbasis Pertanian erat hubungannya dengan usaha-usaha pendidikan.
Dr Tuswadi pun memberikan rekomendasi agar Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga perlu merespon Visi Banjarnegara Maju Berbasis Pertanian ini dengan membuat kebijakan mengenai bagaimana cara meningkatkan motifasi peserta didik/millenials untuk mencintai dunia pekerjaan bidang pertanian, memberikan wawasan petani bisa kaya, memperkenalkan jurusan-jurusan sekolah (SMK) bidang pertanian sekaligus meningkatkan mutu.
Dr Tuswadi (berbatik) melakukan anjangsana ke kelompok Wanita Tani sumbangkan bibit buah (FOTO : Polibara)
“Impossible Misi ini akan berhasil tanpa SDM petani-petani terdidik yang sustainable; regenerasi para petani dari yang tua ke yang muda harus dilakukan sejak dini. Ini memanggil peran strategis Dinas Pendidikan,” jelas Dr Tuswadi.
Politeknik Banjarnegara sebagai tempat terbaik para millenials kuliah sebagai calon ahli madya bidang teknik/pertanian yang kini dipimpinnya terbukti telah berperan strategis membangun pertanian Banjarnegara.
Setiap tahun sedikitnya 20 millenials meraih Diploma Tiga Agroindustri dengan titel A.Md. Pertanian/Teknik sebagai salah satu penopang SDM penyuluh pertanian yang siap kerja. Jumlah ini akan meningkat saat semua OPD bersedia memasifkan promosi kuliah masuk D-3 Agroindustri ke Politeknik Banjarnegara.
"Terus, kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pembinaan bagi petani pada desa-desa tarjet/binaan juga selalu kami lakukan sehingga proses manajemen pertanian terjamin secara scientific dan efektif,” lanjut Dr Tuswadi.
Ribuan bibit pohon buah juga disumbangkan Politeknik Banjarnegara kepada para petani melalui Persemaian Banjarnegara hasil kerjasama BPDAS HL Serayu Opak Progo.
Penelitian para dosen Agroindustri di Politeknik Banjarnegara terbukti menjadi landasan ilmiah para petani menemukan solusi permasalahan seputar lahan. Sementara untuk menyiapkan secara cepat ketersediaan sumber daya manusia yang melek pertanian, Tempat Uji Kompetensi Pertanian (TUK) Politeknik Banjarnegara bekerjasama dengan LSP (lembaga sertifikasi profesi) Pertanian Nasional Malang sudah dua tahun ini meluluskan 96 (2021) dan 106 (2022) alumni SMA Negeri 1 Batur mengikuti Pelatihan dan Uji Kompetensi Profesi Pertanian bersertifikat.
“Bidang keahlian yang kami kuatkan untuk calon lulusan SLTA dalam Uji Kompetensi meliputi Pengolahan Roti, Hidroponik, dan Pemasaran Hasil Pertanian dan diharapkan akan merambah ke sekolah-sekolah lain sehingga lulusan SLTA yang tidak melanjutkan kuliah bisa berbisnis di bidang pertanian menanfaatkan potensi pangan di desa masing-masing,” tandas Dr Tuswadi optimis.