MEMOTONEWS - Peneliti dari International Federation of Red Cross and Red Crescend (IFRC) Jeneva, Swiss Magdalena setelah melakukan pertemuan dengan PMI Kabupaten Banjarnegara beberapa waktu yang lalu tepatnya Kamis 24 November 2022 melanjutkan kunjungan ke Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum.
Dia mengaku betah tinggal di Desa Lawen dan sangat terkesan saat melakukan penelitian di desa terpencil ini. Selama seharian penuh pada dirinya bersama tim PMI Pusat bertukar pikiran dengan Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) desa Lawen.
Magdalena yang berasal dari Prancis dan berkantor IFRC Jenewa Swiss tak kuasa menahan kekaguman selama menelusuri perjalanan dari Banjarnegara yang menyusuri perbukitan, lereng dan pegunungan hingga sampai di Desa Lawen, Pandanarum.
“Ini perjalanan yang sangat menyenangkan dan mengesankan, Banjarnegara dan Lawen sangat indah pemandangan alam dan budayanya,” ungkapnya.
Seperti yang diperlihatkan sebelumnya, kunjungan IFRC dan PMI Pusat ini merupakan agenda sekaligus studi dalam rangka penelitian dan dampak pelibatan masyarakat dan akuntabilitas dalam bidang kesehatan.
Dipilihnya Lawen menjadi objek penelitian dikarenakan sukses dalam menjalankan program pelibatan masyarakat dalam percepatan penanggulangan Covid-19 dan sentra vaksinasi pada akhir tahun kemarin.
"Tim Sibat Lawen sangat aktif dan berperan serta dalam pelibatan masyarakat serta peningkatan akuntabilitas dan kepercayaan terhadap PMI," kata Magdalena.
Beragam kegiatan dalam upaya penanganan krisis kesehatan yang dilakukan Tim Sibat Desa Lawen saat terjadi wabah Covid-19 melanda menjadi catatan tersendiri bagi Magdalena.
Tim Sibat Desa Lawen dengan anggotanya yang muda dan kreatif berhasil memadukan unsur budaya dan kearifan lokal serta karakter wilayah menggiring masyarakatnya untuk sadar akan kesehatan.
"Perpaduan ini menjadi suatu hal yang menarik, dimana saat itu wabah Covid-19 sedang memuncak, mereka terus beraksi menyadarkan serta mengedukasi masyarakat untuk menerapkan prokes," tulisnya.
Berbagai metode serta upaya pelibatan masyarakat juga dilakukan oleh Tim SIBAT desa Lawen seperti menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama dan berbagai elemen lainnya dengan sistem grumbul.
“Mereka dapat mengakomodir seluruh kepentingan sehingga dapat bergerak bersama dan akhirnya menyukseskan kegiatan vaksinasi secara terpadu,” ujar Magdalena.
Berbagai tantangan, isu dan rumor serta peringatan yang berkembang di masyarakat saat itu, dapat mereka pecahkan dengan menggandeng berbagai institusi seperti Bidan desa, perangkat desa, Puskesmas, hingga pihak keamanan.
“Maka intervensi ini yang membuat kami tertarik dan menelusuri jejak sambil mengunjungi beberapa rumah penerima manfaat dari kegiatan Tim SIBAT Lawen,” tegasnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di Posko Tim Sibat Lawen tersebut mengagendakan beberapa sesi grup diskusi bersama masyarakat, Tim SIBAT dan penanggung jawab program kegiatan.
Komandan Tim SIBAT Desa Lawen Adhe Benny Araneta mengaku sangat terkesan karena desanya dijadikan proyek penelitian dari IFRC pasca program yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
"Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, dimana kami kedatangan tamu istimewa dari IFRC Swiss dan PMI Pusat yang pasti akan menjadi sejarah," ujarnya, Senin ,(28/11/2022)
Adhe Kemudian menceriterakan dalam kegiatan tersebut, dilayani bersama tim Sibat menyajikan data terkait program pelibatan masyarakat dalam upaya percepatan penanggulangan Covid-19.
“Data kami sajikan lengkap sesuai yang dibutuhkan dan tentunya berkorelasi kepada aksi nyata dan hasil kinerja yang telah dicapai,” jelasnya.
Selain data yang disajikan, diinformasikan juga memberikan argumentasi berdasarkan keinginan hasil kinerja terkait program vaksinasi dan proses edukasi kepada masyarakat dengan menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat.
“Beberapa masyarakat penerima manfaat kami hadirkan seperti guru, kelompok budaya, bidan desa, FKD dan perwakilan PKK serta kelompok lainnya,” lanjutnya.
Dalam sesi forum diskusi tersebut juga disampaikan beberapa metode yang dilakukan oleh Tim Sibat dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada beberapa kelompok masyarakat sesuai segmentasi.
Seperti sebelumnya PMI Banjarnegara menjadi salah satu objek yang dipilih oleh IFRC untuk melakukan penelitian pelibatan masyarakat dan memiliki dampak yang dapat dilihat berdasarkan program yang dijalankan.
Kasub Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas PMI Pusat Aulia Arriani mengatakan Indonesia merupakan satu dari beberapa negara yang dipilih dalam objek penelitian tersebut dan mengerucut pada dua lokasi yakni Kota Bogor dan Kabupaten Banjarnegara.
“Selain Indonesia di benua Asia beberapa negara yang menjadi tempat penelitian yakni Guatemala (Amerika), Georgia (Eropa), Guinea dan Malawi (Afika),” ujarnya.
Pihaknya berharap, melalui penelitian yang dilakukan dapat menjadi rujukan serta masukan data yang valid untuk menjadikan dokumen penting yang menjadi arsip di IFRC Jenewa Swiss.
Terpisah Ketua PMI Banjarnegara menyampaikan terima kasih kepada PMI Pusat dan IFRC Jenewa melakukan kunjungan dan penelitian ke Desa Lawen dan PMI Banjanegara. (MH)