74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

FKB Gelar Saresehan, Deklarasi Seni, Budaya Ikon Banjarnegara, Catat Waktunya

Forum Kebangkitan Bangsa (FKB) Gelar saresehan, seklarasi seni, budaya dan Ikon Banjarnegara. (FOTO: Dok FKB)

MEMOTONEWS - Untuk menemukan jati diri Banjarnegara, Forum Kebangkitan Bangsa (FKB) akan menggelar sarasehan, deklarasi seni, budaya dan ikon Banjarnegara di Gedung Balai Budaya, Sabtu 11 Mei 2024 yang akan datang.

Diharapkan melalui sarasehan, deklarasi seni, budaya dan ikon Banjarnegara akan terlahir jati diri Banjarnegara.
Wahono, Bupati Forum Kebangkitan Bangsa (FOTO: Dok FKB)

Bupati FKB, Wahono menyebutkan, kegiatan yang didukung Disparbud Banjarnegara, Disarpus Banjarnegara, Dewan Kesenian Kabupaten Banjarnegara, yayasan Tlasih 87 dan WHOnesia Sikoji Channel ini merupakan sebuah perjalanan para pemerhati Banjarnegara dalam rangka menemukan jati diri daerah Banjarnegara

"Acara ini akan digelar malam hari, sejak pukul 19.00 WIB sampai selesai. Pesertanya adalah komunitas seniman, budayawan, dalang, tosan aji (Pusaka Nusantara), komunitas spiritual, aktivis dan pemerhati Banjarnegara," jelas Wahono, Sabtu 27 April 2024.

Selaku penggagas kegiatan sarasehan, deklarasi seni, budaya dan ikon Banjarnegara, Wahono menegaskan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya dan untuk menjawab pertanyaan dari berbagai elemen masyarakat yang peduli terhadap Banjarnegara.
Diakuinya, selama ini pertanyaan kepada dirinya (PKB) 'mengapa di hari jadi Banjarnegara ke 453 dan hari jadi Bangsa Negara ke 78, kondisi pembangunan ke masyarakat justru semakin jauh dari cita-cita para pendiri Bangsa dan leluhur?'.

"Tentu, kami dan teman - teman aktifis sebagian bagian dari masyarakat Banjarnegara tercinta terus berfikir atas pertanyaan ini. Pertanyaan itu pulala yang menjadi awal gagasan kami untuk melaksanakan kegiatan ini," jelasnya.

Wahono berharap melalui saresehan yang rencananya akan dilanjutkan dengan deklarasi ikon Banjarnegara akan melahirkan identitas Banjarnegara yang akan menjadi motivasi serta support dalam membangun Banjarnegara ke depan.

Tiga Hal Penting Bagi Banjanegara 

Dalam kesempatan ini Wahono juga menguraikan tiga agenda penting yang akan dilakukan pada tanggal 11 Mei 2024 mendatang. Yakni yakni identitas seni, identitas budaya dan ikon Banjarnegara.

Dikatakan, bahwa satu-satunya kesenian yang telah merasuk kedalam Nurani lebih dari 80% penduduk Banjarnegara (remaja - dewasa) adalah kesenian Embek. 

Dimana kesenian ini tidak pernah lekang oleh sang waktu. Lahir sejak jaman wali songo, masuk ke jaman kemerdekaan, orde lama,
orde baru, reformasi, millenial hingga kini masuk pada generasi Z. Ini merupakan identitas seni Banjarnegara.

Kemudian Budaya, Banjarnegara adalah Budaya Cablaka. Budaya Cablaka ini memang bukan hanya milik Banjarnegara saja. Tetapi menjadi ciri dan milik kaum Banyumasan (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap). 

"Ingat, saat ini budaya Cablaka telah terkikis. Generasi milenial (gen Z) telah banyak yang melupakan bahwa sejatinya budaya ini merupakan budaya adiluhung warisan nenek moyang kita yang harus dilestarikan.

Dan untuk ikon Banjarnegara. Sudah menjadi pemikiran bersama, bahwa Sungai Serayu memiliki manfaat yang begitu luas atau besar bagi masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya.

Kita harus tahu, bahwa sumber mata air Sungai Serayu adalah Tuk Bimolukar di Dataran Tinggi Dieng (DTD).Tempat ini menjadi hulu Sungai Serayu. "Melihat manfaat Sungai Serayu yang begitu besar tersebut, menginspirasi kami untuk menjadikannya sebagai ikon Banjarnegara," jelas Wahono.

Dan Sumber mata air Sungai Serayu adalah Tuk Bimalukar. Maka Tokoh wayang Bima atau Sena atau Werkudara yang bicaranya selalu ngoko alias tidak bisa kromo inggil, tegas, lugas, apa anane. Sangat pas dan cocok dengan karakter dan budaya Banjarnegara. 

Seni, Budaya dan ICON Banjarnegara ini sudah ada sejak nenek moyang. Sebab identitas ini sempat hilang ditelan jaman, maka pada hari ini kita telah menemukan kembali Seni, Budaya dan Ikon Asli untuk Banjarnegara. 

Semoga dengan diketemukan-nya kembali Seni, Budaya dan Icon Asli Banjarnegara ini, akan bisa terarsipkan dalam bentuk buku dan bisa dimasukan kedalam kurikulum muatan local untuk anak dan cucu kita ke depan. 

"Jadi ketika kita telah meninggalkan dunia fana ini. Kita bisa menyaksikan dikemudian hari, anak dan cucu kita akan bisa menjadi Bima, menjadi Arjuna, menjadi Pandawa. Yang akan terus melanjutkan estafet
kepemimpinan untuk kemakmuran rakyat menuju "Memayu Hayuning Bawono, Hambrasto Dhur Hangkoro”," imbuh Wahono, Bupati Forum Kebangkitah Bangsa. (MH)