MEMOTONEWS - Nama Heling Suhono MM MPd, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dindikpora Banjarnegara terus meroket jelang pemilihan Ketua PGRI Banjarnegara periode 2024 - 2029.
Pasalnya, Heling Suhono sebagai salah satu kandidat (calon) ketua PGRI Banjarnegara disebut - sebut telah mendapatkan dukungan mayoritas yakni 202 suara dari ketua cabang dan ranting.
Sementara pesaingnya, Sunarto SPd MPd, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dindikpora Banjarnegara dikabarkan didukung oleh 25 suara ketua cabang dan ranting.
Dengan dukungan yang besar ini, Heling Suhono berpeluang besar meraih kemenangan pada pemilihan Ketua PGRI Banjarnegara periode 2024-2029 yang akan dilaksanakan pada 24 Desember 2024 mendatang.
PGRI Independen
Untuk diketahui, pemilihan ketua PGRI menjadi momentum penting, karena maju mundurnya organisasi ini sangat didominasi oleh keterlibatan ketua dalam memimpin organisasi profesi ini.
Kepada insan media, Minggu malam (15/12/2024) Heling Suhono menyampaikan bahwa untuk memimpin organisasi PGRI maka harus paham betul seluk beluk PGRI termasuk sejarah dan tujuan ke depan.
Kalau berbicara tentang PGRI, kata Heling Suhono, kita harus mengerti sifaf-sifat organisasi terlebih dahulu, agar tidak keluar dari sifatnya itu.
"Kita harus ingat, bahwa PGRI sejak lahir sudah memiliki keunikan tersendiri dibanding organisasi lainya.Cikal bakal lahirnya PGRI itu diawali pada tahun 1912, yang dimana saat itu Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda," jelasnya.
Guru-guru dari pelosok negeri yang dulu masih bernama Hindia-Belanda berkumpul menyamakan persepsi dan membentuk sebuah organisasi besar yang Bernama Persatuan Guru Hindia Belanda,(PGHB) kemudian di Tahun 1932 PGHB merubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesi (PGI).
Perubahan nama lanjut Heling membuat Pemerintah Hindia Belanda kaget, karena salah satu misinya adalah mewujudkan Indonesia Merdeka.
PGI berdiri dengan merubah sifat organisasinya, menjadi organisasi yang Unitaristik, Independen dan non partisan, maka semua anggota PGI yang masih aktif di politik tidak boleh menjadi anggota.
Kenapa PGI di Bekukan
PGI akhirnya dibekukan oleh pemerintah Jepang karena dianggap berbahaya. Kemudian setelah Indonesia merdeka, PGI bangkit kembali dan mengadakan kongres di Surakarta pada tanggal 24 sampai dengan 25 November 1945 dan menghasilkan beberapa resolusi diantaranya merubah nama PGI menjadi PGRI.
Lebih jauh Heling Suhono menyampaikan bahwa organisasi PGRI ini merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenaga kerjaan, dengan sifat unitaristik, independen, dan non partisan
"Dengan sekelumit sejarah ini, maka atas dorongan dari para pengurus cabang dan ranting diminta siap maju sebagai kandidat ketua PGRI Banjarnegara,dan Itu pun dibuktikan oleh dukungan nyata dari 202 ketua cabang dan ranting,yang mengusulkan" katanya lagi.
Heling Suhono menambahkan bahwa dirinya ingin kembali meluruskan marwah organisasi, agar kembali kepada jati dirinya meskipun itu berat tapi kalau didukung arus bawah optimis akan terwujud.
"Oleh karena itu, saya mengapresiasi kepada seluruh elemen pendidikan yang saat ini, yang mulai berani berpendapat dalam menegakkan marwah PGRI yang sesungguhnya," Heling menegaskan.
Heling Suhono berkomitmen untuk mewujudkan organisasi PGRI Banjarnegara yang bermartabat. Oleh karena itu pula Heling Suhono mengajak para guru untuk tidak melakukan kampanye yang bersifat menghujat atau menjatuhkan kompetitor.
PGRI juga memiliki sifat independen, maka ia tidak mau melibatkan para pejabat, Korwil, pengawas, untuk mendukung. Karena dirinya menghormati mereka adalah pelayan publik yang harus berada di tengah-tengah kompetitor supaya tidak menimbulkan kegaduhan dan menciptakan kenyamanan sehingga demokrasi ala PGRI menjadi sehat dan berkualitas.
"Sebaiknya kita memaparkan program dan memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya jauhkan dari iming - iming, omong- omong dan amang amang. Dan saya berharap, netralitas dan sifat independen ini di kedepankan.Independen bukan berarti kita lepas dari pemerintahan. Siapapun yang jadi pasti diharapkan bisa mengimplementasikan program dan bekerja sama atau bermitra dengan Pemerintah Daerah.
Selain itu Heling berharap, Organisasi profesi guru jangan sampai di bawa ke ranah politik. "Sifat ke tiga adalah non partisan, artinya PGRI ini jangan sampai di bawa ke ranah politik. Dengan menegakan sifat tersebut, saya berharap PGRI menjadi organisasi yang terpercaya, kuat, dinamis dan bermartabat," jelas Heling lagi
Misi Heling Suhono jika terpilih menjadi Ketua PGRI periode 2024-2029:
1. Menjadikan PGRI sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
2. Menjadikan PGRI sebagai rumah besar bagi semua anggota baik di jenis jenjang dan layanan satuan pendidikan.
3. Mewujudkan jati diri PGRI sebagai organisasi unitaristik, independen dan Non-partisan serta sejalan dengan AD/ART yang berlaku.
4. Memberikan perlindungan dalam segala aspek, bagi anggota dalam menjalankan tugas dan profesinya.
5. Memberdayakan seluruh unsur dan organ di struktur organisasi, anak lembaga dan badan khusus sebagai wujud prinsip manajerial kolektif dan kolegial.
6. Mewujudkan PGRI sebagai organisasi yang dinamis dan responsif dalam menyikapi permasalahan pendidikan, sosial, kemasyarakatan serta kesejahteraan anggota.
7. Menjadikan PGRI sebagai organisasi yang proaktif dalam mengimplementasikan regulasi dan kebijakan pemerintah di sektor pendidikan.
8. menjadikan PGRI yang mampu mewujudkan guru yang profesional, sehingga akan menaikan martabat guru di mata publik.
Semoga pesta demokrasi ala PGRI ini bisa berjalan secara langsung, bebas dan rahasia dan siapapun yang terpilih itulah yang nanti akan memimpin PGRI 5 tahun ke depan baik. (*)