Ketua Pansus Perubahan Lambang Daerah DPRD Banjarnegara, Agus Junaidi memaparkan makna logo baru Banjarnegara. ( FOTO : Heni P/Istimewa)
MEMOTONEWS - Perubahan logo baru Kabupaten Banjarnegara seiring perubahan Hari Jadi Banjarnegara dibahas dalam kegiatan Refleksi Hari Jadi Banjarnegara ke 451 oleh Forum Rembug Banjarnegara, Minggu malam, (6/3/2022).
Dalam acara yang digelar di kediaman mantan politisi Saeful Muzad itu, hadir puluhan orang dari berbagai kalangan. Hadir sebagai pemateri, Ketua Pansus Perubahan Lambang Daerah DPRD Banjarnegara Agus Junaidi.
Agus dalam paparannya mengungkapkan, perubahan logo kabupaten sesuai dengan peraturan yang berlaku dan melibatkan masyarakat.
"Nuzul utamanya tentu saja terkait perubahan hari jadi Banjarnegara, sehingga candra sengkala _wani memetri rahayuning praja_ kita ubah menjadi _manunggaling swara tumataning praja_ yang memiliki makna angka tahun 1831 menjadi 1571. Juga kami masukan simbol candi Arjuna sebagai sebuah ikon yang merupakan representasi dari mahakarya leluhur kita," jelas Agus.
Harapannya, tambah Agus, dengan logo baru ini ada pengaruhnya untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjarnegara agar ke depan lebih maju.
Sementara itu sejarawan Heni Purwono menambahkan, perubahan adalah keniscayaan, asalkan dengan argumentasi yang tepat. Menurutnya masyarakat pun banyak yang masih menolak logo maupun hari jadi berubah karena minimnya pengetahuan.
"Faktanya banyak yang tidak tahu sejarah hari jadi lama dan logo lama Banjarnegara tapi tanpa argumentasi yang kuat menolak hari jadi dan logo baru. Sebenarnya jika duduk bersama dan dijelaskan akhirnya sama-sama paham kok," ujar Heni.
Saeful Muzad memberi masukan agar kedepannya dalam pembahasan Perda, DPRD lebih banyak membuka akses keterlibatan masyarakat sehingga kesalahpahaman dapat dihindari.
Sementara itu penggagas kegiatan refleksi Wahono mengungkapkan pihaknya akan terus membuka ruang-ruang dialog dan diskusi semacam ini khususnya untuk membahas strategi memajukan Banjarnegara dari berbagai aspek.
Dalam pertemuan ini imbuh Wahono, tentu tidak hanya melulu membahas - masalah sosial dan masalah krusial lainnya, terkait kebijakan pemerintah tetapi juga bidang usaha.
Karena tokoh dalam Forum Rembug Banjarnegara juga terdiri dari kalangan pengusaha atau penggiat ekonomi sehingga diharapkan bisa berakselerasi dan berkolaborasi dalam dunia usaha. (MH)