MEMOTONEWS - Kegiatan pembuangan lumpur pekat PT Indonesia Power, Bendung Soedirman Banjarnegara awal bulan April 2022, tepatnya tanggal 01 sampai 08 April (2 kali) menyisakan masalah.
Selain rusaknya ekosistem Sungai Serayu dengan kematian ratusan ribu biota dan ikan endemik jenis langka, juga terhentinya pasokan air baku dari PDAM Tirta Satria Purwokerto pada 17 ribu pelanggan.
Dalam kesempatan ini, Wipi, Direktur Teknik PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas meminta maaf pada pelanggan PDAM karena terhentinya pelayananan air.
Sebagai konsekuensi harus mengirimkan suplay air ke pelanggan dengan menggunakan tangki air. Dan mulai hari minggu 10/04/2022 dipaksakan untuk mengolah air secara ekstra guna pemenuhan kebutuhan air pelanggan PDAM walau belum bisa mencapai target 100 persen.
Disamping itu, 70 ribu pelanggan di 11 kecamatan di Kabupaten Cilacap sebagai pengguna air baku yang dikelola oleh PDAM Cilacap, juga ikut terdampak karena di 11 kecamatan mengalami gangguan air bersih.
Diperoleh data dari Kabag produksi PDAM Cilacap Alamsyah Andriptoni bahwa kekeruhan dari tanggal 2 sampai tanggal 9 April 2022 mecapai 8 ribu hingga 24 ribu NTU kadar lumpur sangat pekat dan Amonia Nh3 mencapai 3 kali batas ambang normal.
Sehingga untuk mengatasi ketersediaan kebutuhan pelanggan mengambil langkah dengan mengolah secara ekstra air bercampur lumpur walau hasilnya tidak maksimal.
"Hari minggu 10/04/2022 sudah diupayakan peningkatan pelayanan walau belum dapat mencapai 100 persen," katanya.
Sukamta Kepala Balai PSDA Serayu Citanduy ditemui di kantornya menyampaikan, menyikapi tragedi luapan buangan lumpur yang mencemari Sungai Serayu sejak awal bulan april, pihaknya mengadakan rapat koordinasi dengan staff kelompok pengelola serayu hilir bersama Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A) disepakati untuk menutup suplay air ke daerah Irigasi Serayu sampai kondisi kepekatan lumpur sungai hilang.
Hal ini dilakukan kata Sukamta, agar mengurangi dampak sedimentasi yang akan menimbulkan pembengkakan biaya operasional pemeliharaan irigasi.
Eddy Wahono pemerhati sungai dan pembina forum relawan Lintas organisasi (FORTASI) Banyumas sangat menyesalkan tindakan dari PT Indonesia Power yang dengan mempergunakan alasan apapun tidak layak dibenarkan karena sudah meninggalkan fungsi koordinasi dengan para pemilik pemangku kebijakan di Sungai Serayu karena sampai sebanyak 2 kali melakukan penggelontoran ke sungai.
Merupakan tamparan yang sangat memalukan bagi pengelolaan sumber daya air karena Serayu merupakan sungai strategis nasional yang seharusnya dilindungi kelestariannya bersama.
Eddy juga mengucapkan terimakasih kepada kepala Balai Besar Wilayah sungai Serayu Opak BBWS SO yang telah mengirimkan surat teguran pada General manager Unit pembangkit Listrik Mrica PT Indonesia Power Banjarnegara berupa teguran untuk mengedepankan koordinasi agar dapat meminimalisir potensi dampak kegiatan penggelontoran lumpur. (*)