Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi 12 SMA negeri dan swasta Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Kabupaten Banjarnegara. (FOTO : Heni P)
MEMOTONEWS - Perubahan kurikulum nasional dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka harapannya tidak disikapi para guru dengan mengganti perangkat pembelajaran semata.
Tetapi harus mampu mengoptimalkan potensi lingkungan sekolah untuk memperkaya pembelajaran.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMAN 1 Candiroto Temanggung Budi Hartono dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi 12 SMA negeri dan swasta Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Kabupaten Banjarnegara, Senin (20/6/2022), di SMAN 1 Wanadadi.
Kurikulum Merdeka menurutnya sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena menggunakan pendekatan baru, utamanya keberadaan pembelajaran berbasis proyek.
"Sekolah dengan berbasis data harus mampu mengoptimalkan potensi lingkungan sekolah untuk memperkaya pembelajaran. Proyek pembelajaran dilaksanakan untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila para siswa," jelas Budi.
Dalam Kurikulum Merdeka nantinya, tambah Budi, pada tahun pertama siswa kelas X tidak ada penjurusan, dan siswa harus melaksanakan proyek untuk tiga tema.
"Pelaksanaan proyek nantinya dapat dilaksanakan secara blok, selama dua atau tiga pekan. Siswa berkelompok bersama guru pendampingnya, merancang dan melaksanakan proyek untuk dijadikan sebuah aksi nyata dan dipamerkan," jelas Budi.
Dan kualitas proyek anak-anak yang sudah dilaksanakan di sekolahnya, jelas Budi lagi, biasanya melampaui ekspektasi.
Kepala SMAN 1 Wanadadi Antono Aribowo mengaku pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka sangat penting mengingat di Banjarnegara belum berjalan Program Sekolah Penggerak.
"Mudah-mudahan dengan pelatihan ini, pembelajaran dengan paradigma baru Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik," jelasnya.
Maka dari itu, imbuh Antoni, kita undang narasumber dari sekolah yang sudah melaksanakan setahun lalu. (MH)