MEMOTONEWS - Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara memang baru sepekan berlangsung. Namun hasil proses belajar sudah mulai terlihat nyata.
Pada Jumat (19/5/2023), mereka menggelar kegiatan Tarik Tunai Perdana Bank Sampah di GOR Indoor SMAN 1 Sigaluh.
Masing-masing kelas membawa kantong hasil pengumpulan sampah mereka yang terdiri dari sampah plastik maupun kertas, kemudian menimbang dan menjualnya kepada pengepul sampah.
Hasilnya, mereka catatkan di buku rekening tabungan bank sampah dan menjadi uang kas kelas. Masing-masing kelas berkompetisi memperbanyak pundi-pundi sampah untuk bisa dijual.
Memang hasil akhir saldonya tidak seberapa, hanya total mendapat 97.700 rupiah. Namun, satu langkah pengelolaan sampah sudah terlampaui. Minimal sampah yang akhirnya terkumpul hampir satu mobil penuh, tidak mengotori sekolah.
Hadir mendampingi kegiatan Tarik Tunai Sampah tersebut Relawan Inspirasi Rumah Zakat Bayu Setyo Pramudyawardana.
Bayu menjelaskan bahwa tidak semua sampah bisa dijual. Karet, sterefoam, busa dan plastik beraluminium foil tidak bisa dijual namun harus dimusnahkan.
"Pada hari ini akhirnya semua dijual borongan karena sampahnya masih tercampur. Namun tidak mengapa, anak-anak jadi tahu cara memilah sampah dengan benar untuk bank sampah ke depannya," jelas Bayu.
Koordinator P5 SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono mengungkapkan, apa yang dilakukan para siswa melebihi ekspektasi.
Tadinya ia menyangka butuh waktu satu bulan untuk mengumpulkan sampah. Namun ternyata baru sepekan sudah begitu banyak sampah yang dikumpulkan.
"Ini tentu hal yang positif, anak-anak mulai terbangun kesadarannya dalam memilah sampah. Bahkan ternyata sampah yang dikumpulkan tidak hanya dari dalam sekolah, namun mereka juga membawa dari sekitar luar sekolah. Sehingga lingkungan seputar sekolah lebih bersih," jelas Heni.
Ke depan Heni berharap para siswa lebih bersemangat dalam mengelola bank sampah ini, sehingga ke depan bisa dilanjutkan program bank sampah di sekolah.
"Sebulan mendatang kami harap hasilnya lebih baik, dan tidak hanya masuk bank sampah, namun para siswa juga saya lihat ada yang mulai merancang untuk mengolah sampah menjadi aneka kerajinan dan lain-lain," katanya.
Ini semua, imbuh Heni sebuah budaya positif yang diharapkan didukung penuh oleh para guru di SMAN 1 Sigaluh Banjanegara. (MH)