74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

AGSI Keluarkan Risalah Rekomendasi Usai Rakernas dan Simposium Nasional Guru Sejarah V di Jakarta

Foto bersama usai Rakernas dan Simpusium Nasional Guru Sejarah V di Jakarta. (FOTO: Dok Heni P)

MEMOTONEWS - Rapat kerja nasional (Rakernas) dan Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia baru saja usai dihelat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Minggu (22/10/2023) berpusat di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta. 

Hasilnya, organisasi tunggal nasional guru sejarah tersebut mengeluarkan Risalah Rekomendasi. Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma membacakan hasilnya.
"Atas berkat rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa Simposium Nasional Guru Sejarah Indonesia V dengan mengusung tema Quo Vadis Pendidikan Sejarah yang diadakan di Padepokan Pencak Silat Jakarta pada 19-21 Oktober 2023, dihadiri oleh 250 orang guru sejarah terbaik, berprestasi, dan berdedikasi dari seluruh Indonesia," jelas Sumardiansyah.

Adapun rekomendasi hasil Rakernas dan Simposium AGSI secara lengkap sebagai berikut: 
1. Memperjuangkan frase sejarah Indonesia agar masuk sebagai muatan wajib kurikulum di pendidikan dasar dan menengah dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

2. Menggalang aliansi sejarah dan mewujudkan kerja sama antar organisasi profesi ataupun komunitas kesejarahan (AGSI, MSI, P3SI, PPSI, APSII, KHI, dan lain sebagainya) untuk bergotong royong memajukan dunia kesejarahan.

3. Merekonstruksi sejarah berdirinya AGSI serta pencapaian hingga masa sekarang melalui penelitian dan penerbitan buku sejarah organisasi sebagai warisan identitas bagi anggota pengurus organisasi.

4. Menjadikan sejarah sebagai pembelajaran yang kontekstual, menyenangkan dan bermakna dihadapan murid-murid melalui guru-guru sejarah yang memiliki pola pikir tumbuh (growth mindset), kehidupan berkualitas (well being), berpijak pada fakta dan sumber yang kredibel (literatif), serta berorientasi pada nilai-nilai luhur.

5. Guru sejarah akan selalu bersikap bijaksana melalui penghormatan terhadap Presiden-Presiden RI, para tokoh yang pernah memimpin bangsa dengan menelusuri jejak sejarahnya, untuk kemudian menggali dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, dengan segala kelebihan maupun kekurangannya sebagai bahan pembelajaran di ruang-ruang kelas.

6. Guru sejarah menyatakan kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945 serta menolak kehadiran komunisme maupun paham-paham lain yang dianggap dapat mengancam keutuhan NKRI.

Rekomendasi tersebut bahkan telah disampaikan kepada Dirjen GTK Kemdikbudristek Nunuk Suryani pada hari kedua Simposium. 

Untuk diketahui, selain menggelar Rakernas dan Simposium, para peserta juga diajak jelajah museum malam hari di Museum Karya Purna Bhakti Pertiwi TMII, mengunjungi rumah kediaman mantan presiden Soeharto di jalan Cendana Menteng Jakarta, mengunjungi Lubang Buaya dan bahkan bersua dengan putri sulung Jenderal Ahmad Yani, Amelia Yani. (MH)