Siswa dan guru SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara menandatangani Komitmen dan Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan. (FOTO: Heni P)
MEMOTONEWS - Untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan dan perundungan di sekolah, para siswa dan guru SMAN 1 Sigaluh Kabupaten Banjarnegara menggelar Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan, Selasa (24/10/2023) di GOR Indoor sekolah setempat.
Sebelum dilakukan, penandatanganan komitmen dan Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan ratusan siswa terlebih dahulu mendapatkan materi dari Psikolog RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara Ibnu Sina.
Kepala SMAN 1 Sigaluh Antono Aribowo mengungkapkan jangan sampai terjadi perundungan di sekolah.
"Pasti akan menderita, terutama korbannya. Padahal Allah itu menciptakan kita agar menjadi penyayang sebagaimana sifat Allah dalam asmauh husna rahman dan rahim. Jadikanlah sekolah sebagai tempat dimana bertemunya satu tujuan yaitu saling mengasihi," ajak Antono.
Sementara itu psikolog Ibnu Sina mengungkapkan jika saat ini kondisi perundungan di Banjarnegara memang tidak terlihat menonjol.
Namun hal itu patut diwaspadai agar tidak meledak di kemudian hari.
"Jangan-jangan ini fenomena gunung es. Kelihatan kecil di permukaan namun besar di bawahnya. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kondisi sebenarnya," ujar Ibnu.
Adapun selama ini, pihaknya mengaku beberapa anak memang ada yang konsultasi psikologi. Namun ia khawatir, jauh lebih banyak yang memilih bungkam sebagai korban perundungan.
"Kami berharap, sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi para siswa. Kita tahu saat ini juga banyak keluarga yang broken. Karenanya tentu kita sangat berharap peran sekolah bersinergi dengan keluarga. Jadikan sekolah sebagai tempat ternyaman untuk siswa. Mari di sekolah saling mendukung tidak merundung. Saling menguatkan bukan melemahkan," ajak Ibnu.
Salah satu siswa Julia mengatakan di sekolahnya perundungan tidak banyak terjadi, namun perlu diantisipasi sekecil apapun.
"Paling memanggip teman dengan nama orang tua, atau cyber bulying di sosial media. Saya harap hal itu berkurang dengan kegiatan deklarasi ini," harap Julia.
Kegiatan diakhiri dengan penandatanganan komitmen dan Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan oleh seluruh siswa dan juga guru dan karyawan. (MH)