74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Kegelisahan Warga Kampung Sembulang, Batam Gegara Makam Leluhur Yang Dijaga Ratusan Tahun Bakal Digusur Pemerintah

Warga Kampung Sembulang, Batam, tengah membersihkan makam leluhur berusia ratusan tahun.(Foto: Tangkapan layar)

MEMOTONEWS - Inilah Kisah warga Kampung Sembulang Batam yang berjuang untuk mempertahankan warisan leluhur mereka, sambil menghadapi tekanan dan ketidakpastian, menjadi cerminan dari dilema manusia dalam menjaga nilai-nilai sejarah dan budaya di tengah arus pembangunan modern.

Warga di Kampung Sembulang Batam dikabarkan merasa resah dan gelisah karena makam Leluhur Yang Dijaga Ratusan Tahun bakal digusur oleh pemerintah Untuk menunjang pembangunan pelabuhan

Dilansir Memotonews dari Harmasnews menyebutkan, telah beredar luas video yang memperlihatkan semangat gotong royong warga Kampung Sembulang, saat membersihkan makam leluhur mereka.

Dalam video tersebut, warga tampak begitu kompak bekerja keras membersihkan makam dengan alat-alat sederhana sambil membakar ranting yang berserakan di sekitarnya.

Mereka melakukannya dengan penuh tanggung jawab menjaga warisan berharga yang telah diberikan oleh para leluhur. Namun, di balik semangat gotong royong ini, ada bayangan ketakutan di hati mereka.

Karena ada Makam leluhur yang begitu dihargai dan dijaga selama berabad-abad lamanya. Termasuk ada didalamnya makam orang tua Bahlil dan Muhammad Rudi.

Pak Long Setiawan, yang menjadi koordinator aksi pembersihan makam, menyampaikan pembersihan makam sudah berlangsung ratusan tahun.

Seperti diketahui pada tanggal 7 September lalu aparat kepolisian bersama BP Batam mendapat kecaman berbagi pihak dan internasional terkait pengerahan ratusan personil dan gas air mata.

Kemudian pada tanggal 11 September juga terjadi bentrokan didepan kantor BP Batam hingga melukai puluhan orang dan berujung 38 orang diamankan. Hal ini terkait dengan rencana pembangunan pelabuhan yang direncanakan pemerintah.

Lantas apa yang terjadi masyarakat, setelah kejadian tersebut warga diliputi rasa gelisah. Apalagi kabar penggusuran oleh pemerintah dan BP Batam akan berimbas pada kelestarian Makam leluhur yang begitu dihargai dan dijaga selama berabad-abad.

Diketahui pula, Menteri Investasi dan BKPM Bahlil Lahadalia dibeberapa kesempatan selalu ngotot untuk segera merelokasi warga pulau Rempang di Batam.

Bahkan Bahlil kerap mendatangi pulau Rempang berkali-kali meski didemo warga. Kepala BP Batam Muhammad Rudi yang juga Walikota Batam selalu mensosialisasikan tentang investasi dan relokasi namun kerap ditolak warga.

Ketakutan akan kehilangan warisan ini, yang telah menjadi bagian dari sejarah dan identitas mereka, menyelubungi hati banyak warga dengan kesedihan mendalam. 

Salah satu warga dengan penuh kepedulian mengungkapkan, "Makam ini berada dekat dengan rencana pembangunan pelabuhan yang diusung oleh pemerintah. Bayangkan jika kita berada di posisi Bahlil dan Rudi.

Bagaimana perasaan Bahlil dan Muhammad Rudi jika makam orang tua dan kakek nenek nya harus digusur?"

Namun, kesedihan tidaklah satu-satunya beban yang mereka tanggung. Warga juga menghadapi tekanan dan teror yang semakin meningkat.

Mulai dari preman bersenjata hingga tindakan keras dari aparat keamanan. Situasi semakin tegang dengan rencana pembangunan pelabuhan PT Xinyi dengan investasi besar, yang diharapkan menggantikan tanah-tanah tempat makam leluhur bersemayam selama ini.(*)