MEMOTONEWS - Kasak - kusuk menjelang Pilkada Banjarnegara Jawa Tengah tampaknya mulai memanas. Atmosfir atau gesekan antar partai mulai berasa.
Terlebih setelah salah satu bakal calon bupati (Bacabup) Banjarnegara mendeklarasikan atas dukungan mayoritas parpol peraih kursi di parlemen kemarin.
Ada spekulasi sudut pandang politis yang berbeda dari sejumlah tokoh masyarakat dan politisi di Banjarnegara.
Itu hanyalah sekilas situasional terkini, namun ada juga masalah - masalah internal partai politik yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena dapat memecah belah dan menimbulkan kegaduhan di tubuh partai politik.
Pasca pemilihan anggota legislatif 2024 kemarin misalkan, berapa jumlah caleg yang gagal melenggang ke kursi DPRD Banjarnegara.
Mereka, kini ada yang tetap solid bergabung dengan parpol pengusung karena niatnya mengabdi kepada masyarakat melalui partai politik dan sebaliknya.
Namun yang memprihatinkan, adalah partisan yang benar - benar mencintai partai politik tapi justru disingkirkan atau sekarang beken dengan istilah PhP.
Sebut saja, Ny Nurul Megawati, Caleg DPRD Banjarnegara Partai Gerindra yang gagal menuju parlemen. Ia sebagai aktivis partai tidak mempermasalahkan jadi dan tidak jadi, karena itu sudah menjadi suratan takdir-Nya.
Namun yang lebih menyakitkan manakala ditelantarkan atau di PhP oleh pimpinan partai politik. Padahal jika dihitung materi jumlahnya tentu tidak sedikitpun.
Semua itu dilakukan karena mengidolakan sosok pimpinan parpolnya di Pusat. Maka semangat juang untuk membesarkan partai politik terus menyala.
Mba Mega panggilan keseharian menyampaikan sedih atas situasi ini karena pimpinan partai justru seolah masa bodoh.
"Kami memang ingin, ada keterbukaan, walaupun gagal duduk di DPRD, tapi seharusnya pimpinan partai bisa bersikap bijak, jangan malah 'Habis Manis Sepah Dibuang'. Ini namanya ya 'kebangetan'," kilahnya.
"Akankah kami hanya diam?. Tidak kami tetap akan berjuang melalui jalur partai politik karena ini bagian dari pengabdian kepada masyarakatnya Banjarnegara," sambung Nurul Megawati.
Ini hanyalah contoh atau realita yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, mungkin saja masalah seperti ini terjadi di daerah lain.
Sejumlah politikus di Banjarnegara berpendapat, masalah yang menimpa Mega menjadi contoh sikap kurang elegan dari pejabat parpol dan hal seperti ini harus diluruskan. Agar ke depan situasi perpolitikan di Banjarnegara lebih kondusif. (MH)