74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Luar Biasa. Dosen Politeknik Banjarnegara Lolos S-3 di Hiroshima University

MEMOTONEWS - Politeknik Banjarnegara, Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Di bawah pimpinan Dr Tuswadi, pada 2021 ini Politeknik ia terus membidik dosen untuk penguatan kapasitas keilmuwan melalui pengiriman tenaga jalani studi program doktor ke luar negeri. 

Salah satunya adalah, Dewie Sulistyorini, M.Kes. Ia adalah salah satu dosen Program Studi Kebidanan Politeknik telah dinyatakan lolos seleksi sebagai calon mahasiswa S-3 pada Graduate School of Biomedical and Health Sciences Hiroshima University untuk admisi April 2022. 

Direktur Politeknik Banjarnegara, Dr Tuswadi menyampaikan, untuk masuk program doktor di Hiroshima University, semua calon mahasiswa harus mengikuti serangkaian tahapan.

 Yakni, pemerolehan professor sebagai calon promotor, screening dokumen aplikasi, dan wawancara. Dan Dewie Sulistyorini telah melampaui ketiga proses tersebut dengan baik, sehingga dirinya berhak menempuh S-3 di Jepang.

Nantinya, Ia akan dibimbing oleh Profesor Moriyama yang merupakan pakar kebidanan/keperawatan internasional. "Insaa Allah saya akan mengambil riset seputar penanganan Ibu Hamil dan Bayi di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan itu sudah disetujui oleh beliau," kata Dewie Sulistyorini Senin (27/9/2021). 

Saat pandemi sudah berakhir, terjadwalkan Januari-Februari 2022 nanti urusan paspor dan visa keberangkatan sudah beres dan akhir Maret saya akan berangkat memulai studi S-3 April 2022. 

"Saya mohon doa restu dari segenap masyarakat Banjarnegara agar urusan studi saya lancar dan sukses, mampu lulus tepat waktu dan berprestasi,” kata Dewie Sulistyorini.

Dewie sendiri, sebelumnya, pernah terkirim ke Hiroshima untuk tampil di Joint Seminar Polibara-Hiroshima University-Hijiyama University 2020. 

Dewie bergabung menjadi dosen di Politeknik Banjarnegara sejak 2008 dan menempuh S-2 di Universitas Diponegoro Semarang dengan meraih M.Kes. 

Saat ditanya mengenai persiapan bahasa Jepang untuk melanjutkan study di Hiroshima, dia menjelaskan bahwa, kuliah yang akan diikuti, semuanya menggunakan bahasa Inggris.  Sehingga sejak lama sampai saat ini dirinya secara intensif mengikuti kursus bahasa Inggris agar tidak mengalami kesulitan komunikasi selama studi. 

Menurutnya, kuliah di kampus luar negeri menurutnya, memakan biaya sangat besar. Selain uang masuk dan SPP yang besarannya sampai Rp. 30.000.000,-/semester, biaya hidup di Jepang juga terbilang tinggi. 

Ia mengaku sangat beruntung Politeknik Banjarnegara berkomitmen turut membantu para dosennnya melamar dan meraih beasiswa dari Pemerintah Republik Indonesia. (M Hamidi)