Anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah Casytha A Katmandhu SE saat melakukan silaturahmi dan pembagian sembako. (FOTO: Ukas)
MEMOTONEWS - Masyarakat Banjarnegara dan sekitar hendaknya hindari pernikahan dini. Karena pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kasus stunting.
Hal ini disampaikan Anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah Casytha A Katmandhu SE saat melakukan silaturahmi kader Casytha sekaligus sosilaisasi Stunting di aula kantor Desa Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, Rabu (23/11/2022).
Pada kesempatan ini Casytha juga menyerahkan bantuan sembako. "Pernikahaan ideal seperti yang disampaikan oleh BKKBN, usia 21 bagi wanita dan 25 untuk pria. Hindari pernikahan dini ya bu?,' ujar Casytha.
Dalam kesempatan kali ini, Casytha A Katmandhu SE hadir bersama Budayawan R Ketut, Dosen Undip dan Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Hj Sri Ruwiyati SE MM.
Kegiatan ini dihadiri sedikitnya 200 kader Casytha, pengurus dan kader PDI Perjuangan Banjarnegara. Tampak hadir pula sejumlah Komandante Bintang 2.
Wahdju DJatmika SE mewakili Ketua DPC PDI Perjuangan Banjanegara menyampaikan bahwa sosialisasi stunting sangat penting untuk membentuk generasi yang sehat dan berkualitas.
Tidak lupa Wahju Djatmika mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas dilaksanakan kegiatan sosialisasi Stunting dan pemberian bantuan sembako.
Kita imbuh Wahju, sudah memasuki tahun politik dan tahun 2024 kita akan melakukan pesta demokrasi. "Kita hendaknya menyambut pesta demokrasi ini dengan bahagia," katanya.
Usai sambutan dilanjutkan dialog yang dipandu Tiwi, moderator. Sementara hadir sebagai nara sumber adalah Casytha A Katmandhu, Budayawan R Ketut dari universitas Diponegoro Semarang.
Hj Sri Ruwiyati SE MM, sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jateng menyampaikan bahwa pencegahan stunting harus terus dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membiasakan pola hidup sehat.
Disampaikan bahwa 45 tahun ke depan, kita akan menghadapi masa demografi. fenomena ini adalah sebuah ledakan penduduk usia produktif yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2030.
Pada masa ini akan terjadi persaingan yang luar biasa, sehingga kita harus mempersiapkan dari sekarang. Kita harus mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas (berkualitas) .
Bagaimana dapat meraih bonus masa demografi, salah satunya adalah kita harus dapat menekan angka stunting. Jika masih angka sunting tinggi maka masa demografi tidak tercapai.
Maka sosialisasi Stunting ini sangat penting sekaki. "Ayo budayakan pola hidup sehat. Bagaimana caranya?, tentu dengan berbagai kegiatan positif olah raga dan pemenuhan gizi untuk tubuh kita," paparnya.
Disamping masalah pemenuhan gizi, kesadaran masyarakat untuk menerangi Stunting harus mulai dilakukan. Diantaranya menghindari kawin muda. Pemberian ASI yang cukup.
Salah satu hal yang perlu diketahui, di Indonesia, 30 persen ibu melahirkan tidak menyusui anaknya. Padahal susu eklusif adalah harus diberikan. Tingkatkan kembali budaya hidup sehat.
Senada disampaikan Ketut, budayawan yabg juga sebagai dosen di Universitas Diponegoro. "Ayo kita budayakan pola hidup sehat, makan minum teratur, termasuk budaya memberikan asi pada anak - anak kita. Sehingga anak - anak kita tumbuh sehat," ujarnya.
Kita budayakan bersama untuk mencerdaskan kehidupan pemuda pemuda kita. "Insyaallah stunting bisa turun jika kita dapat membudayakan pola hidup sehat,' jelas Ketut.(MH)