Maka tak heran jika sapu ini laris di pasaran. Walau pemasaran sapu ini masih terbatas di pasar - pasar Lokal.
Bahan baku sapu ini adalah tanaman glagah atau rerumputan yang banyak tumbuh di daerah pegunungan. Memang tanaman ini tetep harus dibudidayakannya.
Banjarnegara merupakan daerah yang cocok untuk tanaman ini. Khusus di Kecamatan Pandanarum merupakan pusat penghasil rumput glagah atau songket yang merupakan bahan utama kerajinan sapu songket.
Pada Selasa (15/11/2022) silam, Camat Pandanarum beserta Forkopincam memandu para petani dan pengrajin sapu songket melakukan forum grup discussion (FGD) di aula kecamatan.
Seluruh peserta sedang merintis sapu songketan sebagai ikonik ekonomi lokal Kecamatan Pandanarum.
"Di wilayah perbukitan sini, bahan baku kerajinan berupa rumput songketan, bambu acuing dan pelepah jagung sangat berlimpah. Sangat beralasan apabila sapu songketan dijadikan produk unggulan ekonomi lokal sekaligus sebagai ikonik Kecamatan Pandanarum," ujar Camat Sagiyo, Rabu (23/11/2022).
Ikhtiar sudah dimulai sejak sejumlah desa melalui kegiatan APBDES menyelenggarakan latihan pembuatan sapu.
"Sekarang orientasi dan kegiatan peberdayaan usaha ekonomi produktif kita balik. Mulai dari analisa pasar baru kemudian produksi," lanjut sagiyo.
Maka bersama para kepala desa, petani, pengrajin dan pengurus koperasi mula² membentuk paguyuban, lalu menakar produksi dan mereka-reka prospek sekmen pasarnya.
Saat ini di Pandanarum terlah terbentuk Paguyuban bernama Glagah Pandaru. Ketuanya Pak Kudrat, sekretaris Amanulloh dan Bendahara Suwito.
Kudrat yang pernah jadi pengepul rumput songket menghitung kalau produksi songketan di wilayah Pandanarum melampaui angka 25 ton setahun.
Saat ini di Pandanarum banyak pengrajin sapu. Dan yang berkumpul kemarin sekitar 15 orang.
Produksi sapu jadi baru untuk dikirim ke pasar lokal, selebihnya bahan mentah yang berlimpah dikirim.ke Purbalingga, Pekalongan dan Boyolali.
Harga sapu dikisaran 10 ribu-15 ribu per unit. Paguyuban ingin memaksimalkan produksi pengrajin dengan membuka pasar baru yang lebih luas, termasuk melalu digital marketing.
Lalu mengedukasi pasca panen supaya bahan baku kering berkualitas. Pelatihan model dan jenis sapu supaya lebih keren.
Juga, memberi ruang pembelajaran bagi siswa sekolah yang mau belajar kerajinan berbasis local wisdom dalam kurikulum merdeka.
Salah satu pengrajin senior bernama Sabar sudah cukup lama membuat sapu ini dan berpengalaman dalam pembuatan dan memasarkan hasil produksi sapu asli buatan warga Pandanarum ini.
Dalam sehari Sabar mampu membuat 20 unit sapu dan untuk pemasaran masih mengandalkan konsumen lokalan. Namun untuk bahan baku banyak dijual ke luar daerah.
Diketahui sepertiga pengrajin menjadi pekerjaan utama dengan kemampuan produksi 20 unit perhari, Selebihnya untuk pekerjaan sambilan paling 5 unit sapu.
Berapa luas lahan bahan baku sapu songket di Banjarnegara?. Berdasarkan hasil kajian, luas lahan kebun rakyat maupun kebun dibawah tegakan kayu Pinus milik perhutani sekitar 79 hektar dengan jumlah petani 296 KK.
Diharapkan sengan terbentuknya paguyuban, produksi dan pemasaran sapu Songket meningkat. "Tentu harapan kita kesejahteraan para perajin sapu ini juga meningkat," kata Sagiyo Arsadiwirya Camat Pandanarum Banjarnegara.(MH)