MEMOTONEWS - Bagi penghobi dan pecinta alam, naik gunung tiada yang lebih mengasyikan selain sensasi yang ada di alam sekitar nan menjulang tinggi.
Ya sebut saja gunung. Et, tapi ingat, jangan asal naik gunung bro. Ada pantangan atau larangan yang musti dipatuhi kalau pengin selamat. Benarkah?
Salah seorang insan yang akrab dengan gunung Slamet di kabupaten Bznyumas bahkan boleh dibilang salah seorang pawang gunung yang berada di utara kota Purwokerto Deskart Setyo Jatmiko memberikan tip biar selamat menjalani hoby ekstrim ini.
Minimal dua orang kalau mau ke gunung, papar PNS di Pemda Banyumas ini. Deskart pernah berdinas di Dinas Pariwisata, ritual sedekah bumi suran dan sejenisnya biasa ditanganinya.
Pria yang putra mantan Sekda Banyumas ini sudah biasa jalan jalan di gunung pada malam hari. Nggak takut pak? Trah darah biru ini menggeleng sambil tersenyum tipis.
Pernahkah mengalami hal mistis ketika berada di gunung Slamet malam hari? Deskart menjawab belum pernah.
Paling ada pengalaman mistis di pos pendakian satu yakni temannya duduk dikira duduk di kayu. Eh lama lama kok geser sendiri. Ketika disorot pakai senter ternyata ular panjang sebesar pohon kelapa.
Kemudian Deskart lagi duduk di pos atas tetiba sekitar tiga meter dari tempat dia duduk ada lampu mobil menyorot tajam kearahnya.
Deskart tidak tertarik untuk mendekat, dia hanya melihat sambil berdoa mohon keselamatan. Benar saja pagi harinya ketika sang surya menyinari tempat sorot mobil ternyata jurang yang sangat dalam dan lebar.
Lain lagi kisah telaga sunyi yang pernah menelan korban jurnalis KR dan temannya tahun 1990 an.
Waktu itu dua mas2 ini pengin foto di batu yang ada di tengah telaga. Sayang terpeleset dan tenggelam meninggal dunia.
Sejak kejadian itu akses jalan diperbaiki yang menuju telaga sunyi. Terus Deskart menaruh banyak ikan berbagai jenis di kolam telaga sunyi.
"Ini biar unsur yin dan yang seimbang sehingga unsur negatif bisa diminimalisir,"papar Deskart. (Yayu).
