MEMOTONEWS - Siswa SMP Negeri 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah menggelar ikrar bersama Stop Bullying (Perundungan), dan sosialisasi perundungan Jumat (6/10/2023) di lapangana outdoor sekolah setempat.
Sebelum penandatanganan deklarasi anti bullying, siswa terlebih menggelar treatikal perundungan atau bullying sesama siswa.
Kegiatan yang merupakan kolaborasi petugas dari Polsek Wanadadi, Polres Banjarnegara bersama dewan guru SMPN 1 Wanadadi diikuti sedikitnya 700 siswa di sekolah tersebut.
Bertajuk 'Penyuluhan Penyimpangan Perilaku Remaja dan Penegakan Tindakan Kekerasan (Bullying) Bagi Peserta Didik SMP Negeri 1 Wanadadi Tahun pelajaran 2023/2024.
Pertunjukan treatikal tentang Bullying untuk menujukan kepada siswa bahwa dampak Bullying sangat berpengaruh kepada psikologi korban.
Dalam adegan tersebut, perundungan atau bullying menimpa siswa yang terlambat masuk kelas karena membantu orang tua dengan berjualan atau mengantar makanan ringan ke kantin.
Peristiwa terjadi dikelas, saat gurunya tidak berada di kelas. Dikisahkan, pagi itu, salah satu siswa sebut saja Rani, terlambat masuk kelas (sekolah) karena harus mengantar jajanan untuk dijual.
Sang guru kemudian meminta anak tersebut berdiri di depan kelas. Karena guru dipanggil kepala sekolah, guru kelas tersebut bergegas pamit pada siswa.
Saat guru keluar kelas inilah perundungan terjadi. Sejumlah siswa langsung memaki - maki Rani dengan hardikan dan perkataan kotor.
Mereka juga melempari dengan barang - barang yang ada dikelas. Bahkan ada yang memukulnya. Rani hanya bisa pasrah dan menangis sedih, tak berani melawan.
Tampaknya Rani yang pendiam itu, merasa putus asa apalagi tidak memiliki banyak teman, sehingga ia terus merenungi nasibnya yang kurang beruntung. Hingga pada puncak kebingungan, Rani sempatE Beub bunuh diri.
Namun, Rani berhasil menenangkan diri dan mengurungkan niatnya. Iapun menangis sejadinya dan memohon ampun pada yang maha kuasa, karena hampir mencelakai dirinya dengan melakukan bunuh diri.
Itulah sekilas ceritera treatikal yang disuguhkan apik oleh siswa - siswi SMPN 1 Wanadadi.
Tampak saat pertunjukkan ini puluhan siswa dan dewan guru tak kuasa menahan kepedihan. Mereka tersayat hanyut dalam kepiluan hingga meneteskan air mata.
Itu pertanda bahwa bullying ini sebuah tindakan yang sangat menyakitkan, terlebih terjadi pada siswa.
Maka hari itu seluruh siswa melakukan ikrar bersama stop bullying. Para ketua kelas, kemudian menandatangani komitmen bersama stop bullying disaksikan oleh Kepala Sekolah SMP N 1 Wanadadi Drajat Nurangkoso MSi dan Kapolsek Wanadadi AKP R Agus Harjono SH.
Isi ikrar tersebut : Dengan segenap jiwa dan raga serta dengan segenap penuh perasaan kami siswa SMP Negeri 1 Wanadadi berikrar :
1. Patuh dan taat pada peraturan sekolah. Menjalankan pergaulan di sekolah dan luar sekolah berdasarkan nilai - nilai luhur Pancasila untuk mencapai provil pelajar Pancasila.
2. Mewujudkan sekolah ramah anak serta menyukseskan program sekolah tanpa perundungan.
3. Menjauhkan dari tindakan - tindakan bullying atau perundungan, baik fisik, verbal, maupun psikologis dalam berinteraksi di dalam maupun luar sekolah..
Atas nama Kapolres Banjarnegara AKBP Era Johny Kurniawan, Kapolsek Wanadadi AKP R Agus Harjono SH pada kesempatan ini menyampaikan kasus bullying akan berdampak buruk pada korban.
Bahkan bisa menyebabkan siswa (korban) stres dan bisa melakukan perbuatan nekat, seperti bunuh diri dan lain sebagain, seperti halnya dalam adegan treatikal tersebut.
"Karena dari itu hindarilah, bullying. kasihan korbannya. Pelaku bullying juga bisa dijerat dengan pasal (Dihukum). Makanya yuk, hindari perundungan. Jaga silaturahmi, ciptakan suasana aman nyaman di sekolah," tandas Agus.
Ia sepakat, buatlah suasana sekolah yang harmonis penuh kekerabatan. Sehingga siswa bisa belajar dengan damai. Senada juga disampaikan Bripka Priyatno (Kanit Binmas Polsek Wanadadi).
Menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan agamis salah satu jalan untuk meredam terjadinya aksi perundungan antar siswa.(MH)