Pembongkaran rumah korban tanah longsor di Kampung Kaliireng Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran. (Foto: Dok BPBD Banjarnegara)
MEMOTONEWS - Sejak Selasa (4/2/2025) BPBD Banjarnegara dan timm gabungan bersama masyarakat mulai membongkar rumah terdampak bencana alam tanah bergerak di Dusun Kaliireng Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran.
Petugas BPBD Banjarnegara dan tim relawan gabungan disamping melakukan pembongkaran rumah, juga membantu masyarakat mengevaluasi barang - barang yang masih berharga atau bisa dipakai.
Untuk diketahui bersama, berdasarkan laporan perkembangan bencana tanah bergerak di Pejawaran, ada dua titik lokasi bencana yang terjadi berurutan di Kecamatan Pejawaran akibat hujan deras sepanjang hari.Kejadian pertama pada Selasa (21/1/2025) di Dukuh Kaliireng Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran. Kejadian kedua, pada Rabu (29/1/2029) di Desa Penusupan RT 002 RW 005 Kecamatan yang sama.
Bencana ini berawal dari hujan lebat pada hari senin tanggal 20 Januari 2025 mulai pukul 18:00 WIB sampai pukul 22:00 WIB. Hujan ini menyebabkan pergerakan tanah di wilayah Dusun Kallireng Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran yang berakibat sejumlah rumah rusak, 1 mushola, dan Jalur Karangkobar - Batur putus total tidak bisa dilalui kendaraan bermotor apapun.
Dampak dari kejadian ini, 18 Bangunan Rusak Berat (16 rumah,1 mushola, 1 Pondok), 7 rumah terancam dan jalan kabupaten terputus total. Pegerakan tanah berdampak pada jalan kabupaten ruas Pejawaran - Batur yang amblas jika terkena beban kendaraan akibat tanah dibawahnya sudah lapuk dan sistem drainase yang kurang baik.Tercatat 9 rumah warga (semi permanen) mengalami kerusakan dengan kiteria 2 rusak sedang an Rochman 1KK, 2 Jiwa dan Fendi Isnan 1KK, 4 Jiwa, 7 rusak ringan. Kerusakan terjadi pada pondasi dan lantai bangunan
Kemudian satu mushola warga mengalami rusak ringan, kerusakan terjadi pada lantai, pondasi, dinding, dan besi penyangga kanopi. Jalan lingkungan mengalami kerusakan dan penyempitan yang awalnya berjarak 3.5m menjadi 2m akibat pergeseran dinding rumah
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian material mencapai milyaran rupiah.Tercatat jumlah pengungsi 21 kepala keluarga atau 62 Jiwa (L 28, P 34), diantara pengungsi terdapat lansia 8 orang dan 5 balita. Sementara jumlah pengungsi di lokasi Desa Biting tercatat 2 KK atau 7 jiwa, 1 diantaranya balita.Sub Koordinator Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Raib Saefudin, Rabu (5/2/2025) menyampaikan, tindakan cepat yang awal dilakukan petugas dalah melakukan evakuasi dan penyelamatan korban terdampak, droping logistik permakanan dan non permakanan, pendirian Posko Lapang tanah bergerak/ tanah longsor.
Pembongkaran Rumah Korban Bencana
Pembongkaran rumah korban bencana alam tanah bergerak Kaliireng mulai dilakukan sejak Selasa (4/2/2025). Tahap awal adalah dilakukan pemantauan gerakan tanah dan pembongkaran rumah 1 milik Agus Purwanto.Kemudian evakuasi barang yang masih bisa digunakan milik Adik Rohadi, Aji Istiawan, dan Rochman.
Pembongkaran dilakukan oleh warga dan evakuasi barang oleh relawan, kemudian untuk memantau keamanan lingkungan dilakukan susur tebing sampai bawah dan tidak ada pergerakan tanah.
"Pembongkaran baru dilakukan rumah milik Agus, dan karena masalah teknis, hari ini tidak dilanjutkan dan kita melakukan giat pemeriksaan korban bencana di Pos Kesehatan," kata Raib Sekhudin.
Saat ditanya apa masih terjadi pergerakan tanah, ia menjelaskan bahwa tanah di Kaliireng masih berpotensi terjadi pergerakan tanah saat ini masih terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat di lokasi bencana.
Sementara untuk penanganan lanjutan adalah pembuatan Huntara untuk 11 KK yakni Slamet, M. Adi Nugroho, Adik Rohadi, Nisom, Kisman, Aji Istiawan, Agus Purwanto, Wasriyah, Al Kanan, Ahmad Syakir dan Samudi.
Beberapa warga mengaku membutuhkan bantuan material untuk perbaikan rumahnya. Mereka diantaranya Ahmat Nur Khamim, Tarwito dan Tofik mereka warga Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. (*)